Kamis, 26 Januari 2012

Objek Wisata Pulau Penyengat - KEPRI

Masjid Raya Penyengat
Tanjung Pinang - Bila berkunjung ke kota Tanjung Pinang di Kep.Riau, ada sebuah objek wisata religi yang terkenal yakni Masjid Raya Sultan Riau, terletak di sebuah pulau kecil bernama Pulau Penyengat.

Pulau kecil ini berjarak kurang lebih 6 km dari kota Tanjung Pinang, ibukota dari propinsi Kepulauan Riau.
Pulau ini merupakan salah satu objek wisata di Kepulauan Riau. Di dalamnya terdapat peninggalan-peninggalan kerajaan Riau.

Untuk bisa menuju ke Pulau Penyengat dari Pelabuhan Sri Bintan Pura, Kota Tanjung Pinang dengan menggunakan perahu bot atau lebih dikenal bot pompong dan waktu yang dibutuhkan cukup singkat, hanya sekitar 15 menit saja, dengan ongkos Rp. 5.000,- per orang. 
Makam Raja Ali Haji

Konon katanya, pulau ini sudah terkenal di kalangan pelaut sejak berabad-abad lalu yang merupakan tempat persinggahan dan tempat untuk mengambil air bersih. Menurut legenda, suatu ketika ada sekelompok pelaut sedang mengambil air bersih kemudian diserang/disengat oleh semacam lebah. Sejak saat itulah pulau ini dinamakan pulau Penyengat. 
Balai Adat Melayu

Untuk berkeliling pulau, Anda bisa menaiki becak motor yang bentuknya agak unik karena sudah dihias dan bercorak warna kuning seperti kebanyakan bangunan di pulau ini. Para sopir becak ini juga bisa menjadi guide para wisatawan. Anda bisa diantar ke makam raja-raja dan pahlawan, Istana kantor, Balai Adat, Masjid Raya Sultan Riau yang terbuat dari putih telur, serta bisa juga mengantarkan ke Bukit Kursi yang di atasnya terdapat benteng pertahanan Bintan. Di atas bukit ini masih tersisa meriam-meriam peninggalan jaman dahulu yang masih kokoh sampai sekarang.

Pulau Penyengat juga merupakan salah satu obyek wisata andalan di Kepulauan Riau, salah satu objek yang bisa kita lihat adalah masjid yang dibangun pada massa Engku Putri Raja Hamidah ini, beliau merupakan istri Sultan Mahmudsyah, penguasa Riau.

Pada awalnya, Masjid Raya Sultan Riau ini hanya berlantai batu bata dengan menara yang tingginya kurang dari 6 meter. Lalu, masjid ini diperbaiki dan diperbesar oleh Yang Dipertuan Muda Raja Abdurrahman.

Masjid ini dibangun secara gotong royong oleh masyarakat hingga ke kawasan Riau Lingga untuk membantu bahan bangunan dan makanan. Bahkan konon kabarnya warna tembok bangunan Masjid Raya Sultan Riau tersebut dibuat memakai kuning telur. Hebatnya lagi, Masjid Raya Sultan Riau ini ditetapkan sebagai masjid pertama yang memakai kubah pada atapnya.

Masjid Raya Sultan Riau ini sangat kokoh dan menjadi satu-satunya peninggalan Kerajaan Riau Lingga yang tersisa.

Masjid yang didominasi dengan warna kuning yang sangat mencolok telah menjadi bangunan yang bisa langsung terlihat dari dermaga panjang dan Pelabuhan Sri Bintan Pura di Kota Tanjung Pinang.

Masjid Raya Sultan Riau ini memiliki tiga belas kubah dan empat menara masjid berujung runcing setinggi hampir 19 meter. Jika jumlah kubah dan menara dijumlahkan, maka 17 adalah penunjuk bilangan rakaat shalat dalam satu hari.

Di pintu masuk Masjid Raya Sultan Riau ini, terdapat Al Quran yang ditulis oleh Abdurrahman pada tahun 1867 M, dikisahkan Beliau ini adalah putra Riau yang belajar di Istambul Turki dan Al Quran tersebut ditulis olehnya ketika mengajar agama Islam di Pulau Penyengat, Riau.

Selain masjid ada juga makam raja-raja , yakni Raja Ja'afar dan kantor Raja Ali Marhum yang berada di tengah-tengah pulau Penyengat dan tak lupa mengunjungi balai adat khas melayu.

Di sini anda juga dapat menikmati makanan khas pulau penyengat yakni otak-otak dan kerang gong gong sejenis makanan olahan dari siput laut.
Ingin berkunjung ke Pulau Penyengat di Kepulauan Riau? Buruan! BY : AHMADUL HADI.

Senin, 02 Januari 2012

"Menjadi Lebih Baik"

Waktu terasa begitu cepat berjalan, rasanya baru kemarin tahun baru sekarang sudah tahun baru 2012. Setiap hari, minggu dan bulan begitu cepat. Apalagi setelah merasakan yang namanya gajian, bulan itu jadi terasa cepat, sudah tanggal tua, eh sudah tanggal muda. Dasar jadi ‘buruh’ hidupnya dekat dengan tanggal.hehe...
Bagaimana tahun 2011, apa saja yang sudah dilakukan? Mungkin sedikit perlu merenung tahun 2011, apa saja yang sudah dilakukan, lebih banyak manfaatnya atau tidak, lebih baik dari tahun kemarin atau tidak. Ingatan kita terkadang tidak mampu mengingat detail kejadian-kejadian di tahun 2011.
Evaluasi kalau jangka panjang itu sulit ya, mungkin lebih baik kalau setiap bulan atau hari. Tentang pekerjaan tahun ini sepertinya tidak ada perubahan. Hampir  3 tahun mengajar di SMK alhamdulillah kerasan.
Tahun baru 2012 sudah tiba, siaran televisi sudah mengabarkan kemeriahan acara peringatan tahun baru. Orang yang rugi itu adalah orang yang tidak lebih baik dari sebelumnya, saya pun juga tak ingin menjadi orang yang merugi. Menatap tahun 2012 juga ingin membuat target atau rencana. Keinginan yang ingin diwujudkan. Hidup tanpa target dan rencana itu tidak asyik, rasanya seperti aliran air saja. Yang didapat Cuma itu saja, tanpa ada nilai lebih.
Tentang pekerjaan, ditempakan di daerah sedikit terpencil itu membuat akses informasi menjadi sedikit sulit juga. Namun tidak melemahkan semangat untuk terus maju, dalam menghadapi kehidupan yang lebih baik.
Semoga ganti tahun tidak hanya sekedar ganti kalender tapi ganti tahun juga bertambah semangat. Ini adalah awal, anggap saja seperti naik kelas, masuk dengan lebih semangat. Dan semoga tidak hanya semangat diawal tapi juga sampai akhir tahun, bersiap membuat rencana target, apa yang harus dilakukan untuk mewujudkan target itu. Kalau perlu tempel di tembok kamar. Akhirnya saya mengucapkan “Selamat Tahun Baru, Teman… Ahmadul Hadi. ‘12